Langsung ke konten utama

PERNYATAAN WARIS KANDUNG DATUAK KAYO DURIAN KANDANG

Kalilawa di pulau rimbang
Anak ruso mati tadabiah
Gawa minta ditimbang
Doso ampun nan labiah

Tinggi satingkek ateh anjuang 
Surambi ka tampek duduak-duduak 
Elok karakok dek bajunjuang 
Sako ayam dek bainduak

Sebagai orang Minangkabau sepatutnyalah bagi kita mengetahui dan menghormati bersama bahwa menurut Adat Minangkabau waris itu ada empat :

1. Waris Kandung
Buliah ma ambek jo malarang
Buliah ma ampang jo mamakok

2. Waris tak kandung
Kalau tak ado waris nan kanduang
Buliah inyo manungkek habih

3. Waris sapasukuan
Lah habih bulek mambuleki

4. Warih sabalahan
Kok nyampang diambiak dibaonyo
Buliah Nagari manahani
sebagaimana kriteria waris tadi maka dalam hal ini al-Faqir (Imam Ratili) adalah salah satu diantara Waris Kandung daripada Datuak Kayo Kampung Durian Kandang, Kinali, Pasaman Barat, Sumatera Barat.

Mengapa kami sebagai Waris Kandung ?
Karena sesuai dengan "Warih bakaturunan, Sako bakabandaran" di dalam kampuang nan ba umpuak banja nan batuo, dan yang "Diangkat atau Dinobatkan" sebagai Datuak Kayo yang Pertama adalah Limin Datuak Kayo, sedangkan segala beban kebutuhan dalam urusan penobatan ini ditanggung oleh pribadi Alm. Juani  (sebagaimana Sani menangung segala kebutuhan ketika Alm. Sa'ik dinobatkan sebagai Rang Tuo Adat)

Senada pula dengan apa yang disampaikan oleh H. Khatib Syamsuddin melalui lisannya di Sidang Jum'at Masjid Nurul Fallah Durian Kandang sesaat sebelum Khatib Jum'at naik mimbar  :
"Masalah warih Katik di Kampuang Durian Kandang, ranggaek den nan mamokok i, ndak ado nan lain doh". (Juma'at, 21 Oktober 2022)
Alm. Juani, beliau adalah adik kandung daripada Alm. Limin Datuak Kayo dan Ibu Kandung al-Faqir pula merupakan anak kandung dari Alm. Juani binti Imam Burahin.

Perjuangan Alm. Juani terhadap Waris Kandung Datuak Kayo, beliau tempuh dengan perjalanan yang berat dan panjang, ditambah lagi beliau juga memiliki 2 (dua) adik kandung perempuan : 1. Nuruma 2. Culai (Ibu kandung Bagiat), yang "ditinggal mati" oleh ibu kandung beliau meninggal dunia tidak lama setelah melahirkan Culai, tentu pada saat itu, begitu banyaknya perjuangan yang harus dilalui Induak Datuak Kayo tersebut sedang adik-adik perempuannya yang berdua ini masih sangat kecil, ditambah lagi beliau Juani pada saat itu juga memiliki seorang anak laki-laki pertama beliau yang baru lahir pula, itulah dia Alm. Kadirin bin Ladaik, maka Culai seumuran dengan Alm. Kadirin Datuak Kayo.

Setelah Penobatan Limin Datuak Kayo beberapa lama kemudia beliaupun "Hiduik bakhalifah, mati batungkek bundi" kepada Kemenakan Kandung beliau yakni Sutan Paramian Datuak Kayo merupakan anak laki-laki kandung daripada Alm. Juani yang satu-satunya masih hidup sampai sekarang, sedangkan dua anak laki-laki lainnya telah berpulang ke rahmatullah yaitu : Alm. Kadirin Datuak Kayo dan Alm. Rajulan.

Sebelum Alm. Limin Datuak Kayo berkhalifah kepada Sutan Paramian Datuak Kayo, Alm. Kadirin juga membawa Gelar Sako Datuak Kayo ini sampai beliau meninggal dunia, mengapa belaiu bawa, karena diperintah mengemban atau membawa gelar sako ini melalui Munfakat Kaum Waris Kandung, yang disebabkan oleh rasa ketidak lebih mampuan Limin Datuak Kayo ketimbang dari keponakannya tersebut. Setalah sekian lama, mujua tak dapek diraiah, malang tak dapek ditulak Kadirin Datuak Kayo pun meninggal dunia maka diadakanlah Rapat / Munfakat Kaum Waris Kandung Datuak Kayo, ditambah lagi karena belum adanya yang dipandang mampu dari Waris Kandung (pada waktu itu) maka Kaum atau Waris Kandung bermusyawarah mancari Picak nan salayang bulek nan sagolong sehingga dapatlah Bulek aie ka pambuluah bulek kato ka munfakat yaitu menyetujui bahwa dari Kaum lain (Waris sapasukuan) untuk "membawa sementara" atau orang yang melaksanakan tugas bakampuang sebagai Datuak Kayo malakik atau sampai "Nan kaciak alah gadang, nan di rantau alah pulang" yang pada waktu itu Sutan Paramian masih dalam bangku sekolah.

Nama-nama yang pernah Menjalankan Fungsi sebagai Datuak Kayo yang melalui hasil munfakat Kaum atau mendapat izin daripada Waris Kanduang Datuak Kayo ialah :

1. Kadin, menjalankan Fungsi sebagai Datuak Kayo, pada masa beliau ini dikenal bahwa kepemimpinan beliau sangat baik lagi bijaksana.

2. Saran, menjalankan Fungsi sebagai Datuak Kayo.

3. Imam Sahar dan Burahin (Waris Imam), menjalankan Fungsi sebagai Datuak Kayo.
beliau ini merupakan kakek daripada Syahrel (Saren), yang dimuat di dalam sebuah media berita koran (17 Juli 2017).

Setelah selesai Sutan Paramian sekolah di SMA Negeri 1 Simpang Empat maka beliaupun menerima langsung "Hiduik bakhalifah" sebagai Datuak Kayo Kampuang Durian Kandang daripada Mamak Kandung beliau tersebut maka yang menjalankan fungsi sebagai Datuak Kayo pada waktu itu adalah Waris Sapasukuan pun mengembalikan Pinang kapado tampuaknyo, Siriah kapado gagangnyo, Hak pado pemiknyo, Harato pado nan punyo yakni SUTAN PARAMIAN DATUAK KAYO dan beliaulah DATUAK KAYO sampai saat ini, yang sesuai dengan Badiri datuak munfakat kaum, badiri Rajo sakato Alam, Warih bakaturunan sako bakabandaran, Hak bamilik rato bananpunyo.

Kami sebagai Kaum / Waris Kandung Datuak Kayo Kampuang Durian Kandang menyatakan bahwa kami tidak pernah bermunfakat memberikan izin kepada Syahrel dan ataupun Bagiat untuk menjalankan fungsi sebagai Datuak Kayo Durian Kandang apalagi mengganti Datuak Kayo kepada selain Sutan Paramian Datuak Kayo dan menurut Adat Minangkabau bahwa Badiri Datuak syaratnya munfakat kaum, Badiri Rajo itu syaratnya sakato Alam maka yang berhaq menentukan Datuak Kayo Durian Kandang tentunya hanyalah Waris Kandung Datuak Kayo itu sendiri, bukan selain daripadanya (waris tak kanduang, waris sapasukuan ataupun waris sabalahan).

Sutan Paramian Datuak Kayo alhamdulillah memiliki 7 (Tujuh) orang keponakan kandung yang laki-laki, tentu menjadi mustahil bahwa yang membawa Gelar Sako Datuak Kayo Kampuang Durian Kandang selain daripada keponakan kandung Sutan Paramian Datuak Kayo, apalagi yang tidak didasari oleh Munfakat Kaum atau izin dari Waris Kandung Datuak Kayo. [Imam Ratili "Tk. Khalifah Sati Sir"]
Alm. Juani memiliki anak-anak :
1. Alm. Kadirin Datuak Kayo
2. Sutan Paramian Datuak Kayo
3. Siti Budiman, memiliki 7 orang anak laki-laki dan 1 perempuan :
1. Ilham Pelemi "Khalifah Datuak Kayo"
2. Imam Ratili "Khalifah Sati Sir al-Naqsyabandi"
3. Delni Patri, S.Pd
4. Muhammad Kamil "Tuanku Khalifah Taqwa"
5. Taslam Janduri "Khalifah Mudo Sirriyah"
6. Husnil Khatimi
7. Rosdi Hakim
8. Abas Sabkilah
4. Isul, memiliki 3 orang anak perempuan.
5. Sier, memilik 1 (satu orang cucu laki-laki)
6. Alm. Rajulan
7. Julinar, memiliki 2 (dua) orang anak perempuan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Koperasi Sawit Gunung Sangkur Berinovasi Menuju Sertifikasi ISPO, Dorong Kesejahteraan Anggota

Pasaman Barat, 4 November 2024 – Koperasi Sawit Gunung Sangkur (KSGS) terus mengukuhkan langkahnya dalam memperkuat komitmen terhadap keberlanjutan industri kelapa sawit. Di bawah kepemimpinan Ali Zamar, SH, mantan Kepala Dinas Koperasi Pasaman Barat, koperasi ini kini sedang menempuh proses sertifikasi Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO). Langkah ini diambil sebagai bagian dari upaya KSGS untuk meningkatkan kesejahteraan anggota serta memperkuat posisi koperasi di pasar nasional dan internasional.   Keterangan : Narasumber Ibu Ermin Damanik “Kami berkomitmen penuh untuk memastikan praktik kelapa sawit yang berkelanjutan diterapkan secara optimal. Proses menuju sertifikasi ISPO ini bukan hanya langkah strategis, tetapi juga wujud tanggung jawab kami kepada anggota dan lingkungan,” kata Ali Zamar, SH dalam wawancara eksklusif. Sertifikasi ISPO memiliki sejumlah manfaat yang signifikan. Selain memastikan kepatuhan terhadap peraturan pemerintah dan kebijakan lingkungan, sertifikat ...

DEKLARASI PARTAI PERUBAHAN AKAN DIGELAR SERENTAK DI SELURUH INDONESIA

Deklarasi Nasional Partai Perubahan Siap Digelar Serentak di Seluruh Indonesia Sumatera Barat, 7 November 2024 – Partai Perubahan akan menggelar deklarasi nasional serentak di seluruh wilayah Indonesia pada Ahad, 10 November 2024. Acara ini menandai komitmen partai dalam membawa perubahan nyata untuk masa depan bangsa. Salah satu lokasi deklarasi yang dipersiapkan adalah di Sumatera Barat, di mana para kader, simpatisan, dan tokoh masyarakat diharapkan hadir untuk mendukung agenda dan visi partai ini. Deklarasi ini merupakan momen penting bagi Partai Perubahan, yang didirikan dengan fokus pada prinsip keadilan, kesejahteraan, dan persatuan. "Kami siap untuk menggerakkan semangat perubahan di seluruh Indonesia. Deklarasi ini akan menjadi langkah awal bagi kami dalam menghadirkan politik yang berfokus pada rakyat," ujar seorang pengurus DPW Partai Perubahan Sumatera Barat saat berbincang dengan Sirriyah Media. Menurut informasi yang diterima, acara deklarasi di setiap Dewan Pim...

Rumah Ibu Siti Budiman di Pasaman Barat Roboh Saat Diperbaiki, dari Bersyukur Hingga Berduka

Rumah Ibu Siti Budiman di Pasaman Barat Roboh Saat Diperbaiki, dari Bersyukur Hingga Berduka Pasaman Barat - Niat baik untuk memperbaiki rumah yang rusak akibat gempa, malah berujung petaka. Rumah Ibu Siti Budiman, warga Durian Kandang, Nagari Sigunanti, Kecamatan Kinali, Kabupaten Pasaman Barat, Provinsi Sumatera Barat, mengalami kerusakan berat setelah roboh saat sedang diperbaiki. Peristiwa tragis ini terjadi pada Senin pagi, 9 September 2024. Awalnya, rumah Ibu Siti hanya mengalami kerusakan sedang (dikategorikan oleh Tim Vasilisator Bantuan Gempa) akibat gempa yang melanda beberapa waktu lalu. Namun, saat perbaikan dilakukan oleh tukang bernama Buyung Piliang, rumah tersebut justru runtuh, meninggalkan kerusakan yang lebih parah. Sebelumnya, Ibu Siti sempat merasa bersyukur dan berterima kasih setelah mendapatkan bantuan untuk memperbaiki rumahnya. Namun, kini rasa syukur itu berubah menjadi kesedihan mendalam melihat rumahnya yang hancur lebur. "Sa...